Minggu, 08 Januari 2012

Chipper Code

1. Chipper Klasik
     Sejarah Cipher pena dan kertas pada waktu lampau sering disebut sebagai cipher klasik. 

Contoh:
- Cipher transposisi (Anagram) atau pengacakan huruf pada sebuah kata. 
Misal, kata DAUN MUDA ditransposisi menjadi MANA DUDU atau MADU ADUN


2. Chipper Caesar

     Ini adalah algoritma kriptografi yang mula-mula digunakan oleh kaisar 
Romawi, Julius Caesar (sehingga dinamakan juga caesar chiper), untuk 
menyandikan pesan yang ia kirim kepada para gubernurnya. Setiap huruf 
digeser maju sebanyak tiga huruf. Dan untuk mendekripsi cipherteks 
cukup dengan menggeser mundur sebanyak tiga huruf.
Misalnya, tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari 
susunan abjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf 
(yaitu key = 3).


Tabel substitusi: (A = D)

pl : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C

Contoh:
DAUN MUDA
disamarkan menjadi:
GDXQ PXGD


3. Shift Chiper
     Sandi geser (shift cipher) merupakan generalisasi dari Sandi Caesar, 
yaitu tidak membatasi pergeseran sebanyak tiga huruf. Jadi ada 
sebanyak 26 kunci pergeseran yang bisa digunakan. 
Khusus untuk K = 13 sering disebut dengan Sandi ROT-13. Kata ROT-13 
diambil dr bhs Inggris yg artinya adalah Rotate by 13. Sebenernya ini mirip Caesar Chiper, bahkan sangat mirip! klo misalnya di Caesar Cipher kita bebas menentukan key nya, nah di ROT-13 tu key-nya adalah 13, jadi abjad di geser 13 digit. jadi tidak ada key untuk cipher ini.

Plaintext A BCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Ciphertext N OPQRSTUVWXYZABCDEFGHIJKLM


4. Sandi Permutasi
     Sandi Permutasi sering juga disebut dengan sandi transposisi, sebab 
metode enkripsi yang digunakan tidak seperti pada algoritma sandi 
pada umumnya, tetapi dengan mengganti urutan huruf pada plainteks. 

Ada banyak metode dan variasi sandi transposisi. Berikut ini diberikan beberapa contohnya.
Contoh. Diberikan plainteks “BELAJAR SANDI ITU MUDAH”. Selanjutnya 
tulis plainteks secara horizontal dengan lebar kolom tetap, misalkan lebarnya 5, dalam hal ini kuncinya adalah 5. Diperoleh:

B E L A J
A R S A N
D I I T U
M U D A H

Maka cipherteksnya dibaca secara vertikal, yaitu “BADMERIULSIDAATAJNUH”.
Metode lainnya bisa ditulis secara zig-zag, melingkar, dan sebagainya. Makanya banyak yg menyebutnya Sandi Ular.

5. Chiper FeedBack (CFB)
Pada mode cipher feedback, data dienkripsikan dalam unit yang lebih kecil daripada ukuran blok, misalnya dienkripsikan satu karakter setiap kalinya (ini disebut CFB 8-bit). Unit yang dienkripsikan dapat berupa bit per bit (jadi seperti cipher aliran), 2 bit, dan seterusnya. Secara umum, CFB n-bit mengenkripsi plainteks sebanyak n bit setiap kalinya, yang mana n <= ukuran blok.
Dengan kata lain, CFB mengenkripsikan cipher blok seperti pada cipher aliran.

Mode CFB membutuhkan sebuah antrian (queue) yang berukuran sama dengan ukuran blok masukan. 

Tinjau mode CFB 8-bit yang bekerja pada blok cipher berukuran 64-bit (setara dengan 8 byte). Algoritma enkripsi dengan mode CFB adalah sbb (lihat Gambar 1):
1. Antrian diisi dengan IV (initialiazation vector) seperti pada mode CBC.
2. Enkripsikan antrian dengan kunci K. Delapan bit paling kiri dari hasil enkripsi berlaku sebagai keystream yang kemudian di-XOR-kan dengan karakter 8-bit dari plainteks menjadi karakter 8-bit pertama dari cipherteks. Karakter cipherteks ini dikirim (pada aplikasi komunikasi data) atau disimpan (pada aplikasi penyimpanan data). Salinan (copy) dari karakter cipherteks ini juga dimasukkan ke dalam antrian (menempati 8 posisi bit paling kanan antrian), dan semua bit bit-bit lainnya di antrian digeser ke kiri menggantikan 8 bit pertama yang sudah digunakan. 
3. Karakter plainteks berikutnya dienkripsikan dengan cara yang sama seperti pada langkah 2.
4. Dekripsi dilakukan sebagai kebalikan dari proses enkripsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management